Melii's Diary

menjadii sosok gadis yang polos,, dan selalu ingin melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar dan orang-orang tersayang terlebih untuk Tuhan yang selalu ada dan menjadi kekuatan dalam setiap detik hidup yang kujalani..

HOME | MY PROFIL

Selasa, 09 November 2010

Mantan sahabat??

kenangan indah bersama mereka..
"Persahabatan bagai kepompong.. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu.."

wah..wah... Pasti dah pada denger lagu ini kan?? Hmm.. Sepenggal lagu ini menceritakan keindahan dari sebuah persahabatan. Kalo aku harus bertanya ke banyak orang, mereka pasti akan bilang "persahabatan itu indah, saling memberi, saling memahami, saling menolong, dan bla..bla..bla".. Tidak jarang mereka lebih memilih diputusin pacar daripada harus dimusuhi teman.

Hal ini ternyata tidak terjadi padaku. Aku justru pernah mengalami pengalaman pahit dalam bersahabat. Entahlah, mungkin hal ini juga yang membuatku sampai saat belum ingin memiliki sosok sahabat

Tidak dipungkiri, aku juga pernah ngerasain indahnya sebuah persahabatan. Namun, kalau saat ini aku harus mendeskripsikan apa itu arti sahabat.. Aku gag akan mengerti, karena saat ini aku lagi berada dalam kondisi tidak ingin memiliki sahabat. Mungkin, kamu bakal geleng-geleng kepala ketika membaca artikelku ini. Tapi jujur aja, pengalaman pahit yang baru-baru ini terjadi dalam persahabatanku, membuat aku gag ingin memiliki sahabat.

Sebuah persahabatan pernah kujalin bersama 3 orang terbaik yang saat itu kukenal ketika pertama kali aku memulai perkuliahan. Awalnya, sangaaat indah.. Akupun merasa merekalah yang saat itu berarti dalam hidupku. Ketika aku mulai merasa sendiri di kota asing ini, merekalah yang selalu ada di sampingku. Ketika aku lagi mengalami pergumulan, merekalah yang selalu membantuku. Begitu pula sebaliknya, ketika mereka membutuhkan bantuan.. Semampuku, aku akan siap untuk membantu. Sungguh bahagia ketika mengingat indahnya persahabatan itu. Dengan asal kota yang berbeda, tidak membuat kami saling bersinggungan. Begitu pula dengan suku dan agama yang berbeda, kami justru semakin akrab. Setiap hari, kami lalui perkuliahan bersama-sama, tidak jarang sepulang kuliah kami mampir ke rumah salah satu dari mereka, menghabiskan waktu di tempat itu, bercanda, berfoto, bahkan sampai mencurahkan isi hati. Hingga hampir larut malam baru kami pulang ke rumah masing-masing.

Namun, keindahan persahabatan itu, ternyata tidak berlangsung lama. Ternyata di balik persahabatan itu, ada hal yang perlahan demi perlahan menghancurkan dinding persahabatan itu. Parahnya lagi, hal terburuk itu berasal dari diriku sendiri. Tanpa kusadari, aku sendiri yang menghancurkan persahabatan itu. KEEGOISAN! Yup, inilah satu hal terburuk yang kulakukan dan berakhir pada sebuah pertengkaran besar di antara kami. Aku akui, waktu itu aku memang yang paling mendominasi. Aku merasa ingin dimengerti, selalu ingin dikatakan yang paling hebat, ingin dikatakan segalanya dari mereka. Aku akui itu terjadi padaku. Bahkan tidak jarang, ketika masalah lain menderaku.. Mereka terkadang menjadi sasaran kemarahanku. Yah, ketika pertengkaran di antara kami tidak lagi terbendung, muncullah semua judgement tentangku dari mulut mereka. Ketika itu, yang ada di benakku adalah kecewa dan rasa bersalah! Tanpa kusadari, akulah yang menjadi racun di tengah persahabatan ini. Sampai merekapun mulai membuka sisi-sisi buruk tentangku yang selama ini tidak pernah kudengar dari mulut mereka. Di satu sisi, rasanya sakit sekali ketika harus mendengar mereka mulai mengatakan hal terburuk dariku. Di sisi lain, inilah yang harus kuterima sebagai kritikan yang akan mengubahkanku.

Setelah pertengkaran hebat itu, persahabatan itupun hancur. Tak ada lagi ritual-ritual indah yang kami lakukan sepulang kuliah. Semua sibuk dengan kesibukannya sendiri. Saat inipun aku merasa trauma untuk bersahabat lagi, aku gag ingin lagi menjadi pembangun maupun penghancur persahabatan. Tepatnya, aku udah trauma dengan sebuah persahabatan. Ketika ditanya, kenapa.. Aku bakal jawab: aku gag mau memiliki sahabat karena aku gag pengen nyakiti mereka lagi. Cukup sekali aku pernah ngelakuin kesalahan fatal itu. Aku gag pengen ada sahabat-sahabat lain yang tersakiti.

Saat ini aku sedang dalam proses pendewasaan. Aku lagi belajar gimana cara menghilangkan keegoisan itu. Mungkin setelah mampu menghilangkan keegoisan itu, baru aku bisa kembali membangun persahabatan itu kembali.

Isma-melii-dhado-orii
Gag lupa aku pengen minta maaf sedalam-dalamnya untuk "mantan-mantan" sahabatku..

Ori, isma, dhado! I love u all :')

1 komentar:

nobert coy mengatakan...

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah......

TERkadang dalam persahabatan itu dibutuhkan ppengertian ygCUKUP""""

persahabatan juga harus didasari dengan KEBERSAMA2N"""""