Melii's Diary

menjadii sosok gadis yang polos,, dan selalu ingin melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar dan orang-orang tersayang terlebih untuk Tuhan yang selalu ada dan menjadi kekuatan dalam setiap detik hidup yang kujalani..

HOME | MY PROFIL

Sabtu, 26 Januari 2013

KETIKA HUBUNGAN IBU DAN ANAK MULAI “KORSLET”




Sekian lama tak menemukan waktu yang tepat, akhirnya malam ini aku punya waktu yang pas untuk menorehkan kembali kisah-kisah hidupku yang sulit kuutarakan secara lisan. Ada banyak perasaan, pikiran, yang menumpuk dalam hati dan pikiraku lagi. Ada satu moment yang baru saja kulalui. Moment menyedihkan, bukan aku yang mengalami.. namun aku mampu merasakannya. Ketika aku melihat seseorang yang kusayang menangis sejadi-jadinya di depanku. Ketika meihat lelaki yang tampak tegar di mataku selama ini kini menunduk di hadapanku seakan ingin berkata bahwa ia tak mampu menanggung beban ini sendirian.
Berawal dari hal kecil, ia mulai menggurutu kepada ibunya. Di rumahnya sendiri, ia mulai berteriak memaki dan memberontak kepada ibunya sendiri. Sempat muncul amarah dalam diriku sendiri ketika melihat seorang anak membentak ibunya sendiri. Dengan lantang dan penuh nada amarah, aku mengingatkannya bahwa perbuatannya sungguh keterlaluan. Ia mulai menyulut emosiku, tanpa kusadari akupun juga mulai larut dalam emosinya yang berapi-api. Segera setelah menyadarinya dan melihatnya menangis, akupun segera memeluknya. Melihatnya menangis, aku tersadar dan melihat betapa ia banyak menanggung beban dan masalah dalam hidupnya. Tentang dia dan ibunya.
Dengan sabar, kubiarkan ia menangis terlebih dahulu karena kupikir mungkin ini saatnya ia bisa mengeluarkan segala bentuk kekecewaannya selama ini terhadap ibunya. Yah, sejak menjalin hubungan dengannya tak jarang aku melihat betapa kaku hubungannya dengan ibunya sendiri. Aku sempat bertanya, namun tak ada jawaban. Dan inilah saatnya ia mengutarakan semuanya.
Perlahan tapi pasti, lelaki yang sudah kuanggap sebagai bagian yang berarti dari hidupku inipun menangis sambil bercerita bagaiman ia kecewa dengan perlakuan ibunya terhadap dirinya. Kenangan pahit masa lalunyapun mulai ia sampaikan kepadaku. Saat ibunya menyebut dia dengan kata-kata yang tidak pantas, sampai perlakuan ibunya yang masih seperti menganggap ia sebagai anak kecil. Dengan penuh kesedihan dan rasa kecewa akupun mulai menyadari, ada yang “korslet” dalam hubungan anak dengan ibu.
Semua dimulai dari masa lalu, dimana ia sebagai anak yang saat itu dalam usia remaja yang membutuhkan kebebasan dalam mengenal lingkungan sekitar namun hal itu susah didapatkannya. Sang ibu terlalu protective kepada si anak, hingga hal tersebut terbawa hingga anak sudah cukup umur untuk bisa mendapat kebebasannya sendiri. Sang anak ingin kebebasan dan ingin dihargai selayaknya seseorang yang sudah dewasa, namun di sisi lain ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan bersikap protective segala hal mengenai anak ia ingin tahu. Belum lagi dengan komunikasi anak dan ibu yang tinggal dalam satu rumah yang kurang sehat.
Satu hal yang perlu kupelajari, bahwa yang terpenting dalam suatu hubungan keluarga adalah KOMUNIKASI. Dengan komunikasi setiap anggota keluarga akan mampu mengerti satu dengan yang lainnya. Kedewasaan dalam bertindak juga perlu dilakukan. Baik ibu maupun anak harus tahu apa hak dan kewajiban mereka. Orangtua perlu mnegingatkan, tapi tidak berhak melarang. Anak berhak melakukan apa yang ia mau, namun harus tahu menempatkan diri dalam kondisi apapun. Semua harus berjalan seimbang jika ingin kualitas hubungan keluarga yang baik.
Tak lupa, akupun rindu membawa pergumulan ini dalam doaku. Walaupun aku bukan bagian dari mereka, tapi aku tahu siapa yang mampu memperbaiki “korslet” itu. Dialah Tuhanku. Dengan berseru kepadaNya, kita menemukan cara yang tepat dalam setiap pergumulan. Terkadang aku berfikir, kenapa dia yang Tuhan tempatkan dalam hidupku. Namun kini kutahu, Tuhan punya rencana untukku dan dia. Tuhan mengajar kami untuk saling menguatkan. Tuhan beri dia fisik yang kuat untuk melindungiku dari serangan jahat di luar sana, dan Tuhan memberiku iman yang kuat untuk membantu menguatkan jiwanya yang mulai rapuh. Ini proses dan kami akan jalani. Aku yakin Tuhan akan beserta kami sampai kami benar-benar diijinkan bersama selamanya. :)

Kamis, 01 September 2011

My story

Apapun yang kau lihat, dengar, rasa.. Lakukan itu atas dasar kata hatimu.

Hiyahh..
4 bulan, waktu yang cukup banyak memberiku cerita. Tentang suka, duka, kecewa, takut, amarah, dan sebagainya.
Cerita itu tentu saja berasal dari mereka yang dekat dengan kehidupanku. Lama tak kutorehkan cerita hidupku dalam dunia maya ini,, akupun tersadar.. Ternyata ada banyak hal yang sebaiknya aku ceritakan. Tentang liburanku, tentang hatiku, tentang keluargaku, tentang sukacitaku, tentang senyumku, dan tentang apapun yang kualami dalam hidupku belakangan ini.

Dimulai dari kisah liburanku yang sedikit banyak menorehkan kisah haru tentang bagaimana kedua orangtuaku berjuang demi perjalanan pendidikan kami, sampai kisah bahagia tentang kehidupan keluarga kami yang hidup dalam kesederhanaan.

Ada lagi kisah tentang kehidupan pribadiku yang kembali menemukan sosok yang hingga detik ini mampu menjadi penolong di saat tidak ada lagi yang mempedulikanku (kecuali Tuhan) ^^

bahkan kisah yang mengecewakan ketika mereka (orang-orang yang tak dapat kusebut namanya) kembali menghakimiku tentang apa yang tidak kuperbuat. Sempat membuatku kecewa, tapi tidak semudah itu membuatku membencinya. Semua berakhir dengan PENGAMPUNAN. :)

dan masih banyak lagi kisah yang kurang lebih 4 bulan ini kualami. Satu hal yang pasti, semua itu kulalui dengan sebuah pembelajaran berharga yang mampu membawaku ke arah masa depan yang lebih baik. Lakukan dengan HATI! Tentu, tak lupa libatkan Tuhan dalam setiap perkara.

Godbless :)

Minggu, 29 Mei 2011

Puing-puing masa lalu itu

Hoaamm..
Setiap kali aku terbangun dari lelapnya tidurku semalam, pasti ada saja hal yang terlintas di benakku dan terus kuingat. Kali ini aku kembali memikirkan, kemana sebenarnya arah hubunganku bersama "mereka" yang dulu pernah menjadi sahabatku. Lalu, siapa sebenarnya sahabat yang sekarang mengisi kehidupanku? Kalau boleh jujur, sekarang aku belum dapat menemukan sahabat yang lebih dari "mereka". Yang stiap hari menorehkan kisah-kisah di hidupku.

Sambil berpikir apa yang akan kulakukan hari ini. Hatikupun kembali berkata "Ah, pasti hari ini akan jadi hari yang biasa. Ke kampus dan lagi-lagi tak ada sahabat yang ingin kutemui pertama kali di dalam kelas". Mereka yang bisa dikatakan temanpun seolah tak mengerti isi hatiku. Yah, mungkin karena pemikiran ini lah tidak jarang aku sangat merasa perubahan drastis dari karakterku yang sesungguhnya. Ada sesuatu yang memaksaku untuk tak lagi menggunakan karakter ceria, ramah, humoris, terbuka, dan apa adanya dalam diriku. Tembok "masa lalu"pun menjadi jawaban dari perubahan itu. Yah, puing-puing pertengkaran itu kuakui masih sangat terasa di dalam kelas. Dan itu yang menghalangiku! Rasa kaku dan segan menghantuiku ketika kucoba untuk mengakrabkan diriku bersama mereka yang dahulu menjadi "sahabat" dan kemudian menjadi "teman seteru"ku.

Sebenarnya, jauh dari dalam hatiku ingin kucoba berkata kepada mereka "hey, uda cukup diem-dieman, uda cukup bersikap kaku. Gak ada lagi yang perlu diperdebatkan, kini kita teman" tapi, sekarang uda seakan seperti tulang dan daging, kebiasaan untuk tak bertegur sapa bahkan sampai detik ini tak bisa dihindari. Bahkan mereka yang dulu aku anggap menjadi "kompor" dalam masalah 1 tahun lalu itu pun seakan bungkam dan menjaga jarak denganku. Entahlah, aku tidak begitu mengenal mereka. Tapi yang menjadi pertanyaan dan sekaligus pergumulanku, kenapa mereka yang dahulu sangat dekat denganku dan bahkan sempat menjadi bagian hidupku seakan menjadi orang lain yang bahkan aku sendiripun tak sanggup mengatakan satu katapun pada mereka?? Oh, God.. Ingin rasanya aku menangis dan berkata pada mereka "hey, sampai kapanpun kalian tetap sahabatku".

Lepas dari berjuta-juta pemikiranku tentang mereka, satu hal yang pasti kini kami punya jalan masing-masing. Mungkin ini cara terbaik untuk menghindari "konflik" itu. Seperti sebuah luka, kini hubungan buruk itu seperti sudah kronis dan tidak dapat disembuhkan lagi. Aku hanya bisa menunggu waktu, sampai kapan saatnya kami dipertemukan, duduk bersama, dan melepaskan setiap puing-puing sisa masalah itu agar gak lagi menjadi penghalang bagi hubungan kami yang paling tidak akan menjadi sebatas TEMAN! :))

Penting yah nge-Geng itu???

Entahlah.. Hari ini karena sebuah berita yang gak mengenakkan kudapatkan, pikirankupun menjadi sangat kacau.... Aku yang notabene orang yang gak terlalu pusing dengan hal-hal sepelah yang terkadang orang lain anggap serius, kini menjadi orang yang sangaaaatttt "sensitif". Akh, aku gak pengen ini terjadi.. Tapi entahlah, mungkin sekarang aku tiba pada zona "titik jenuh" dalam hidupku. Jenuh dengan segalanya! kalo udah begini, semua jadi tampak JELEK di mataku!!!!

Uh,, iyaaa.... memang gak seharusnya aku begini, tapi mau diapa aku memang sedang mengalaminya! entahlah, menjadi satu titik pemikiran negatif lagi buatku hari ini, ketika aku teringat akan banyaknya anak-anak sebayaku membuat suatu perkumpulan atas dasar kesamaan yang bermacam-macam dari mereka sehingga terbentuklah kelompok yang secara gak langsung sangat menggangguku!

Aku sebenernya gak ingin mengungkit ini, tapi.. entahlah.. Dengan pikiran yang kacau hari ini, mungkin dengan menuangkan pikiran "kolot" ini, aku bisa agak tenang!! hehe..

hmm.. kalo boleh aku bependapat kelompok, geng, crew, ato apalah yang mereka maksud itu gak penting banget untuk terjadi. Tapi kenapa yah, belakangan ini malah terjadi bahkan di sekitarku. Jujur, memang aku pernah ngelakuin hal itu.. Aku gak pungkiri, tapi kan.. Hey, sadar donk.. Usia kita tuh dah sampe 20an, udah saatnya kita berpikir matang, dewasa, en gak lagi mikirin asiknya punya teman geng, saling nunjukin kehebatan, gak mau bantu kalo bukan temen satu gengnya. Akh, pikiran yang konyol kalo sekarang kamu masih mikir kelompok itu keren, kelompok ini cupu... Hoh!!

satu hal yang pengen gue sampein, bertemanlah dengan sapapun, jangan ngerasa orang di sekitarmu gak bisa ngerti apa yang lo mau!! sekarang saatnya untuk punya pemikiran sendiri, gak bergantung ma orang lain, walaupun emang gak sepenuhnya kita bisa sendiri karena apapun en siapapun kita pasti juga kudu butuh orang lain. Tapi kalo kita bisa sendiri, kenapa gak??

dengan punya kelompok ato geng, ato apalah, tanpa lo sadari lo uda bikin orang-orang di sekitar lo gerah en bikin orang lain jadi ikutan down (dengan situasi mereka yang mungkin lagi gak punya sohib) wkwkwkwk...

etss.. ini just for fun lho, cuma mau nuangin apa yang jadi pemikiran gue. Setuju gak setuju kembali ke pribadi lo masing-masing ^_^

Senin, 04 April 2011

Ternyata "Serpihan" itu masih ada..

Hari sempat kaget dengan suatu fakta yang gak sengaja kutemukan. Serpihan kenangan indah bersama "mereka" berupa kumpulan foto-foto kenangan bersama mereka ternyata masih ada dan malah masih menjadi salah satu koleksi satu di antara mereka. Melihat kenyataan ini, akupun refleks melengkungkan sebuah senyuman di bibirku. Rasa haru yang mendalam segera menguasaiku saat itu. Ternyata apa yang terjadi gak sejelek apa yang ada di pikiranku. Mereka bahkan masih menyimpan kenangan itu.

Ketika satu per satu foto-foto itu kulihat, ada banyak hal yang muncul di benakku. Tentang kenangan betapa indahnya ketika bisa bersama mereka bercanda gurau, bahkan saling berkeluh kesah bersama, tentang bagaiman kami dapat saling membantu ketika ada yang membutuhkan bantuan, tentang bagaimana kami bertoleransi dengan perbedaan mencolok yang kami miliki. Bahkan tentang kesabaran mereka melihat keegoisanku yang saat itu bahkan tidak dapat kuatasi sendiri.

Hal itu menimbulkan penyesalan tersendiri dalam hidupku. mengapa aku harus bersikap bukan selayaknya seorang sahabat. Tapi kembali lagi, aku tak boleh lagi menoleh ke belakang. Yang lalu, biar aja berlalu walaupun terkadang apa yang udah berlalu harus kita jadikan pengalaman untuk bisa jadi orang yang lebih baik ke depannya. Seseorang pernah berkata kepadaku "masa lalu itu cuma seperti kaca spion, yang hanya boleh kita lihat sekali-kali saja, yang tepenting bagaiman kita menatap ke depan agar tidak terulang lagi apa yang sudah terjadi di belakang".

Yah, cerita-cerita itu memang masa lalu, tapi buatku mereka BUKAN masa lalu. Mereka adalah sosok bagian hidupku yang ada saat ini dan akan menjadi bagian hidupku di masa yang akan datang. Tak ada kata masa lalu untuk sahabat dan akhiirrnyaa kutemukan jawaban dari pertanyaanku sendiri tentang "mantan sahabat". Hem.. Ternyata, gak ada yang namanya "mantan sahabat" karena apapun yang terjadi, ada ataupun tidak ada mereka saat ini di sampingmu, seorang sahabat akan tetap hidup dimanapun kamu berada. Di hatimu, di pikiranmu, bahkan di sepajang kehidupanmu.

Sabtu, 12 Februari 2011

You Are My Father

It doesn’t matter where I run
You’re there for me
It doesn’t matter what I’ve done
Your love’s for me

You wipe away the tears,
You lift me when I fall
My life is safe by the mercy of Your grace

It doesn’t matter where I go,
You walk with me
It doesn’t matter when I fall,
You cover me

You wipe away the tears,
You lift me when I fall
My life is safe by the mercy of Your grace

Chorus:
You are my Father, Provider
You’re my Deliverer
Your mercies embrace me, surround me
Through Your everlasting love
Father I worship You
Father I worship You

And Your love is for me
And Your love is for me
And Your love is forever

Tuhan dimana??

Ada kakak beradik bernama Ucok & Poltak..
Mereka terkenal bandel.. Sangking bandelnya semua orang di desa selalu mengaitkan semua kejadian kriminal ke mereka, mulai dari pencurian ayam hingga judi.
Ibu merekapun pusing melihat kelakuan mereka & membawa mereka ke seorang Pendeta.

Dipanggillah mereka satu per satu,, mulai dari Ucok.

*Pendeta: "Cok, ibu kau sudah tua, tidak kasihan kau liat dia?"
Ucok diam, sambil mengupil tidak menjawab.

Pendeta bertanya dgn senyum, "Kau tau Tuhan dimana?" Ucok cuek.
Pendeta msih sabar walau mulai kesal.
*Pendeta: "Ucok,kau tau Tuhan dmn?"
Ucok mulai bingung & menelan ludahnya.
Pendeta pun mulai emosi, dengan suara keras & membentak: "TUHAN ADA DIMANA, COK?"
Ucok berteriak sambil berlari ketakutan: "AKU TIDAK TAU!"

Di pintu keluar ia bertemu dgn Poltak.
*Poltak: "Knp kau,Cok? Pucat kali muka kau? Pak pendeta blg apa?"
*Ucok: "Gawat bang! Tuhan hilang! Pak Pendeta pikir kita yang curi!"

??,.'?!"-()@/:_;+&%*=<>£€$

Si emak, sahabatku

Huaah.. Pagi ini sepertinya adrenalinku sedang meningkat untuk membuat sebuah cerita tentang SAHABAT. Dari kemaren, sampai detik ini mereka membicarakan tentang PERSAHABATAN. Akupun segera bertanya dalam hatiku. Akankah aku memiliki sebuah persahabatan yang indah itu??

Lepas dari kisah pahitku tentang mereka yang sempat menjadi sahabat dalam hidupku, kini aku mulai menemukan kehidupan persahabatan yang baru. Tepatnya, seorang sahabat yang kudapatkan karena sebuah ketulusan yang tampak darinya.

Aku tahu ini bukti kebaikan Tuhan dalam hidupku. Ketika aku merasa sendiri, ditinggalkan oleh mereka yang dulu pernah menjadi bagian dari kebahagiaanku, Tuhan memberiku sosok sahabat yang mengerti diriku dan secara tidak langsung banyak mengajarkanku tentang bagaimana menjaga hubungan persahabatan dengan baik, sehingga kisah kelam itu tidak lagi terulang.

Sosok sahabat yang sederhana, tidak mudah tersinggung, menerimaku dan segala kekuranganku, serta rela menjadi tempatku mencurahkan isi hati. Hehehe... Tak hanya itu, ia juga sering memberi banyak masukan untukku. Cukup dewasa dariku, dan terlebih kami bisa saling melengkapi.

Berawal dari masa lalu, ia datang menjadi penghiburku ketika aku mengalami keterpurukan di tengah-tengah mereka yang menghakimiku. Ia mulai membangkitkan semangatku. Bahkan perlahan tapi pasti, ia bisa mengerti apa yang mereka tidak mengerti dariku. Turut larut dalam kesedihanku mengenang mereka yang menyakitiku, itu sudah cukup membuatku bersyukur punya sahabat sepertinya.

Aku sadar, aku terbatas.. Tapi satu yang menjadi prinsipku saat ini, bukan jumlah yang membuatku senang memiliki sahabat.. Tapi, bagaimana seorang sahabat dapat mengerti dan memahami apa yang dirasakan sahabatnya.

melii en emakk :D
Akupun sedang belajar bagaiman bisa menjadi sosok sahabat yang ia harapkan. Menjadi penolong, penghibur, dan selalu mengerti akan sahabatnya, itu yang harus kami lakukan.

Si emak, itulah panggilanku untuknya. Karna sosoknya yang cukup dewasa dari diriku.. Hehehe...

Aku bersyukur buat si emak yang Tuhan berikan buatku. Tak ada yang bisa kubalas untuk semua yang dia lakukan, tapi satu hal.. Aku akan mengisi kisah persahabatan ini dengan hal-hal terindah dan tidak akan pernah terlupakan..

Sakit gigi VS Sakit hati

"lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati iniii....." sepenggal lagu dangdut yang mungkin udah gak asing lagi di telinga kamu. Wah, lagu ini ternyata gak cuma sekedar lagu lho. Ada makna di balik lagu lawas ini. Apa sih maksudnya. Usut punya usut, ternyata sakit gigi itu hampir sama sakitnya dengan sakit hati. Apalagi saya yang langganan mengalami yang namanya sakit gigi, wuih.. Bukan maen bisa bikin kurus. Hihihii...

Guys, buat kamu yang pernah ngalamin kedua penyakit ini mungkin berpikir keduanya sama-sama menyakitkan. Namun, ada 1 hal yang sebenernya bisa ngebedain kedua penyakit ini yaitu OBAT!

Kalo sakit gigi, obatnya gampang banget didapet, banyak jenisnya, harganya murah dan sekali minum mungkin akan hilang nyerinya. Tapi, tahukah kamu obat untuk sakit hati?? Hmm.. Untuk penyakit yang satu ini obatnya cuma 1 jenis, susaaah banget dapetnya dan butuh waktu lama untuk penyembuhannya. Bokap JC katakan obat sakit hati itu adalah MENGAMPUNI.

Ketika berbicara obat ini, yakin deh seberapa dari kita akan berpikir panjang untuk membeli obat ini. Kenapa? Bukan karena mahal, tapi karena sangat sulit untuk dilakukan. Melalui pengalaman yang saya alami, sayapun juga sempat berpikir betapa sulitnya kita mengkonsumsi obat sakit hati ini. Karena terkadang kita manusia lebih cenderung mengikuti keinginan daging kita ketimbang mendengarkan suara Tuhan. Nah, apa yang mesti kita lakuin biar obat itu bisa kita minum dan hati kita bisa mengalami pemulihan?? Jawabnya, datang kepada DOKTER yang handal.. Dialah Tuhan!

Yakinlah, mulai dari dosis, indikasi, sampai efek samping akan pas untuk kesembuhan hidupmu.

Sakit hati cuma akan bikin kita ancur. Dengan MENGAMPUNI, percayalah hidupmu akan lebih bermakna! Memang obat itu pahit, kita harus banyak mengalami keadaan yang gak mengenakkan di sekitar kita.. tapi rasakan efeknya yang luar biasa. Datang kepada Dia dan alami pemulihan yang luar biasa.

Keep strong!! ^^

Pengampunan awal kemenangan

"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian"
*Kolose 3:23_

Hoaaaaammm.... Ketika bangun dari tidurku, entah kenapa terlintas dalam benakku sebuah kata ini PENGAMPUNAN. Akupun segera membaca sebuah artikel tentang pengampunan dan menemukan ayat alkitab yang pas untuk menggambarkan sebuah pengampunan.

Hmm.. Kalo andah berpikir "kenapa sih pengampunan itu perlu untuk kita kerjakan?", "susah lho, untuk mengampuni sesama, apalagi kalo perbuatannya ke kita udah kelewat batas", atau mungkin ada yang berkata "mengampuni di luar, tapi dalemnya pasti masih ada dendam, hmm.. Sama aja!"

nah, disinilah kita akan belajar bagaimana cara mengampuni yang sesungguhnya, apalagi kita sebagai anak muda yang terang aja punya "Gengsi" yang gede. Hari genee gengsi?? Cape deh!

Nah, apa sih yang Tuhan sampaikan melalui renungan hari ini? Yuk, kita liat.

Simak kisah ini yah..
Nancy uda gak betah lagi di rumah, dia memilih kos. Ibunya sering marah dan mengucapkan kata kasar. Dia sudah ninggalin rumah selama 6 bulan. Suatu kali, dia menerima kabar kalo ibunya sedang sakit parah. Tapi Nancy sama sekali gak bergeming, ia merasa ibunya itu gak penting. Bahkan, sudah banyak hamba Tuhan yang menasehati dan mendoakan. Semua bilang kalo PENGAMPUNAN itu adalah sebuah KEPUTUSAN. Memang mengampuni itu sulit, tapi itu HARUS, agar terjadi perubahan hidup yang lebih baik lagi.

Nancy menunggu datangnya bus sekolah yang selalu menjemputnya. Saat menunggu itulah, dia bertemu teman lamanya di SMP. Dia bilang kalo sudah setahun lalu, ayahnya meninggal karena sakit. Dia menyesal gak bertemu dengan ayahnya karena sibuk nge-band keliling kota. Diapun berkata kepada Nancy, sejahat-jahatnya orangtua, dia tetap menyayangi anak-anaknya. Kalo ingin ada perubahan, lebih baik anak dulu aja yang berubah. Pasti ada jalan, daripada menyesal. Mendengar perkataan sahabatnya, spontan dia teringat ibunya. Hati kecilnya mulai merindukan ibu dan terdorong untuk bertemu. Singkat cerita, dia ke rumah sakit menemui ibunya. Waktu bertemu dengan ibunya, ada hal yang berbeda di wajah ibunya. Meski lemah, beliau masih bisa menunjukkan senyum bahagia saat melihat Nancy.

Wew..wew..wew.. Gmn ceritanya? Mengharukan. Nah disinilah kita belajar, memang yah anak muda itu punya stabilitas emosi yang luar biasa. Wajar-wajar aja kok. Akupun sempat ada dalam kondisi sama seperti Nancy (sekalipun bukan pada mama, tapi orang lain yang sangat mengencewakanku), bahkan semakin lama kepahitan itu semakin menguasaiku. Tapi guys, karena kita nih anak-anak Bokap JC yang udah mengerti pengorbananNya untuk menyelamatkan hidup kita. Itu artinya, kita harus melakukan apa yang Tuhan uda buat. Yaitu MENGAMPUNI, sekalipun sangat sakit mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Bahkan Tuhan Yesuspun sempat berdoa buat mereka yang telah menyalibkan DIA. Apa gak keren tuh? Hehe^

Nah Guys,, ini saatnya kita belajar dan terus menjadi baik. Teruslah melepaskan pengampunan untuk orang-orang yang udah menyakiti kita. Yakin, pasti hidup kita jauh akan lebih baik dari hari ke hari.

Keep on fire :)

Kisah lalu yang terlewatkan

Perasaan "aneh" saat ini sedang melandaku.. Entah kenapa saat ini di benakku telintas seseorang dari masa laluku yang pernah menorehkan kisah indah dalam hidupku. Walaupun singkat, ternyata kisah itu saat ini membuatku teringat kembali. Seseorang yang dulu pernah mengajakku menjejali sebuah hubungan. Namun, karena banyak pertimbangan dariku tentang banyak hal bahkan kisah pahit yang pernah kulalui saat itu, membuatku belum siap untuk bisa menjalani hubungan dengannya. Akupun memberanikan diri melepas hubungan ini, dengan alasan ingin lebih dulu mengenalnya jauh dari yang kukenal saat ini. Padahal, keputusan itu kuambil karena adanya "bayang-bayang masa lalu" yang membuatku belum siap menjalin hubungan lagi. Hubungan inipun berakhir hanya sampai hari ke 3. Oh God, aku sungguh jahat padanya!! Setelah kejadian itu, diapun tak lagi nampak di hadapanku.

Selang beberapa bulan tak lagi mengetahui kabarnya, aku mendengar kabar bahwa dia sungguh kecewa bahkan sangat kecewa dengan keputusan yang kubuat saat itu. Bahkan tak jarang, mereka yang tahu akan kisah ini menyalahkanku. Memang aku yang salah. Ingin kucoba memberanikan diri menghubunginya, namun rasa bersalahku padanya terus menghantui.

Lama tak mendengar kabarnya, akhirnya suatu kali kudengar kabar bahwa ia sudah mendapatkan seseorang yang mungkin jauh lebih baik dariku. Awalnya, aku merasa ikut berbahagia.. Paling tidak dia tidak lagi terlarut pada kekecewaan akibat perbuatanku di waktu itu.

Namun seiring berjalannya waktu, entah mengapa hati ini kembali merindukannya, sosoknya yang sederhana, pekerja keras, humoris, dan dewasa membuatku kembali pada masa-masa indah yang pernah kulalui bersamanya, sekalipun itu sangat singkat!

Bahkan sampe detik ini, entah mengapa perasaan itu terus muncul. Aku tahu, aku gak boleh egois. Dia sudah memiliki kekasih. Tidak seharusnya aku masuk dalam kehidupannya yang baru. Yang pasti, satu yang kuharapkan dia mendapat yang terbaik untuk kebahagiaannya. Sempat terlintas dalam benakku, bisakah aku mendapatkan sosok seperti dia yang lain? Mungkin akan sangat sulit.

Sekalipun perasaan ini kembali muncul, aku tak berharap banyak. Aku hanya berharap dia menemukan kebahagian dengan atau tanpa diriku. Disini aku menyadari saat itu adalah satu kesalahan besar yang kulakukan. Dan saat ini pula, aku merasakan akibat dari kesalahan itu. Satu hal yang kusyukuri, aku dapat belajar untuk merelakan dia yang kucintai, demi kebahagiaannya. Cinta gak harus memiliki kan? Yang penting dia bahagia, itu uda cukup buatku ^^

Senin, 24 Januari 2011

Berhikmat Dooooooooonnnkkk.........

"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik."
(Yakobus 3:17)

Ada sebuah cerita neh... Sebut aja si Nana. Waktu shoping en lagi milih baju, si Nana bingung.. Kemudian dia bertanya pada Tuhan. "Tuhan.. Aku bingung nih, warna baju yang cocok mana yah.. Pilihin donk??" Tiba-tiba Tuhan menjawab, "maap nak, I'M your FATHER, not your MOTHER." hahahaha...
Ada satu kisah lagi, sebut aja si Roy. Dia pengen banget dapet pacar trus dia berdoa "Tuhan... Siapa orang yang akan jadi pacarku yak?? Berikanlah aku tanda. Jika ada cewek yang melintas di depan rumahku pada pukul 16.00 ini, dialah yang KAU kirimkan kepadaku." Tepat seperti doanya.. Pada pukul 16.00 ada cewek yang melintas di depan rumahnya, tapi si Roy gak mau. Lho, kok?? Ya iyalah! Orang yang lewat nenek-nenek sebelah rumah! Jelas aja si Roy ngedumel sendiri.. Wuakakakakak....

Guys, apa yang ada di benakmu mengenai ilustrasi di atas??
Seringkali kita bertanya pada Tuhan mengenai "Hal-hal konyol" yang nggak perlu dipertanyakan. "Lho, jadinya kalo ngambil keputusan....nggak usah nanya TUHAN geeetooo?!" Oh..no.no...!! Maksudnyaaaa.. Coba kita pikir, masa Tuhan tuh mengurusi segala detail hal-hal kecil yang berhubungan ama perlengkapan pribadimu. Ato...pas lagi mau ambil keputusan...tanya Tuhan terus, padahal Dia uda ngasih jawaban YA ato TIDAK,, ehh..tapi teteeep aja ngulang nanya..nanya..en nanya lagi. Wuah... Itu mah 'ketik C spasi D... Cape Deh :P'. Untung Tuhan gak ngomong gitu. Guys, mengandalkan TUHAN itu BAGUS. Caranya?? Berdoa minta hikmat, percayalah bahwa Tuhan akan mengajarkan hal-hal yang bisa mendewasakan kita. Tuhan tuh pengen kita untuk lebih "Berpikir" en "Bertindak", ketimbang suka 'Nanya' doank! Kan uda dikasi hikmat? Tul gak???

Bingung nentuin sikap.. Ngambil keputusan yang tepat?? Inget! Berhikmat gitu lho! Semua yang murni, yang gak mikirin diri sendiri, suka damai, memiliki belas kasih, nggak munafik dan memihak.. Itulah ciri hikmat dari Tuhan..
So... Belajar utuk lebih berhikmat yuuukk...!!!^_^

Akhir Liburanku

Minggu, 16 januari 2011 pukul 05:43, kubuka mata dari tidurku dan melihat sekitarku. Ckckck... Aku sudah benar-benar ada di makasar dan tak lagi mendengar suara ocehan mamah, suara ocehan keponakan, daan terlebih ocehan si kecil Riel (keponakan terkecilku yang berusia 2 tahun).

Dengan ditemani bunyi hujan yang tak henti-hentinya turun sejak aku menginjakkan kaki di kota makassar ini, akupun mencoba menenangkan diriku sendiri dari bayang-bayang kota Bontang yang baru kemarin kutinggalkan. Banyak kenangan indah kurasakan pada liburan kali ini, mulai dari suasana rumah yang sangat kental dengan kekeluargaannya, pasang surut usaha yang juga sering muncul di tengah keluarga, sampai perjalanan panjang mengitari kota Bontang bersama teman-teman di gereja. Sungguh, kalau bukan alasan melanjutkan kuliah mungkin sampai saat ini tak ada niatku meninggalkan kota yang masih tampak kecil namun indah itu.

Kembali menikmati suasana kampus, terjun pada pelayanan yang JUJUR.. Terkadang membuatku jenuh (karna masalah dan tekanan-tekanan luar yang gak berhenti mengganggu pelayananku).. Dan lagi, melakukan pekerjaan rumah yang cukup menguras energiku. Oh God, berpikir ini membuatku ingin segera menyelesaikan semua pendidikanku disini dan kembali bersama mereka yang kusayangi dan menyayangiku. Tapi apa daya., masih sangat panjang perjalananku! Butuh waktu lama untuk mewujudkan impian itu. Tapi aku percaya, itu waktunya Tuhan. Semua akan indah pada waktunya.

Sebelum meninggalkan kota Bontang menuju ke Makassar, entah mengapa perasaan hatiku seperti sedang dibebani sebuah batu besar yang membuatku terasa sangat berat untuk kembali ke kota Makassar. Bahkan tak malu-malu kuceritakan bagaimana aku meneteskan banyak airmata ketika sampai di rumah (makassar) kemudian memutar beberapa video yang sempat kuambil ketika berada di Bontang, dan kemudian mendengar lagu-lagu Praise n Worship dari True Worshipper yang membuatku teringat dengan suasana rumah di sana. Oh God, rasanya ingin segera kembali ke sana dan kembali memeluk mereka. Tapi aku tahu, aku gak boleh egois. Di balik kerinduan yang terdalam itu, masi ada segumpal harapan kedua orang tuaku yang masih harus kujalani sampai mampu terwujudkan. Dengan berbekal doa kedua orangtuaku dan usaha kerasku, aku bakal berusaha sekuat mungkin sampai mimpi mama dan papaku terwujud dan kerinduanku untuk kembali menikmati suasana terbaik bersama mereka yang tersayang juga bisa kurasakan kembali.

Miss u all :')

Jumat, 14 Januari 2011

Don't be cry mom!!

Di pagi hari ini, kali pertama aku melihat tetesan airmata mengalir dari mata sang ibu. Serasa teriris-iris hatiku ketika melihat tetesan airmata itu. Beban mama tampak terlihat dari raut wajah sedihnya. Rasanya ingin aku memeluknya, tapi entah mengapa aku tak sanggup memeluk tubuh itu. Aku tak sanggup merasakan betapa sedih hati perempuan tua yang telah melahirkan aku.

Tetesan airmata itu keluar dari perasaan sakit yang mendalam dari rintihan hati mama. Tentang sebuah kisah yang tak bisa kuungkapkan. Tentang apa yang terjadi di masa lalu dalam keluargaku, dan sampai detik ini sangat berbekas.

Kata maaf yang mendalam dari dulu sudah terucap dari mama, tapi entah mengapa mereka yang bersalah seakan tak merasa bersalah dan seringkali tak menghiraukan harapan mama. Rasanya aku ingin berteriak pada mereka, "hey.. Taukah kamu.. Beliau orangtua kita, tidak bisakah kamu membahagiakan beliau sedikiit saja?? Tidak bisa kah kalian tidak menyalahkan beliau?? Bahkan sampai detik ini mereka masih menyayangi kalian?? Adakah sedikit hati kalian mengerti dan tau apa yang jadi impian beliau???".

Kalimat-kalimat itu mungkin hanya akan terucap dalam hati. Aku tak mampu berucap apa-apa, karna aku sendiri juga belum bisa membuktikan kepada orangtuaku bagaimana aku bisa membahagiakan mereka.

Beban mama dan papa makin bertambah. Ingin rasanya aku membantu mereka dengan cara apapun. Tapi apa daya, aku masi belum mampu. Satu-satunya jalan, aku harus melewati proses yang panjang dahulu, setelah itu menjadi apa yang mereka mau tentu saja dengan pertolongan Tuhanku yang dahsyat. Sehingga, tak lagi airmata kesedihan dan raut wajah sedih yang nampak, tetapi wajah berseri dan air mata kebahagiaan yang terlihat jelas dari beliau..

So, don't be cry mom! :')