Melii's Diary

menjadii sosok gadis yang polos,, dan selalu ingin melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar dan orang-orang tersayang terlebih untuk Tuhan yang selalu ada dan menjadi kekuatan dalam setiap detik hidup yang kujalani..

HOME | MY PROFIL

Sabtu, 26 Januari 2013

KETIKA HUBUNGAN IBU DAN ANAK MULAI “KORSLET”




Sekian lama tak menemukan waktu yang tepat, akhirnya malam ini aku punya waktu yang pas untuk menorehkan kembali kisah-kisah hidupku yang sulit kuutarakan secara lisan. Ada banyak perasaan, pikiran, yang menumpuk dalam hati dan pikiraku lagi. Ada satu moment yang baru saja kulalui. Moment menyedihkan, bukan aku yang mengalami.. namun aku mampu merasakannya. Ketika aku melihat seseorang yang kusayang menangis sejadi-jadinya di depanku. Ketika meihat lelaki yang tampak tegar di mataku selama ini kini menunduk di hadapanku seakan ingin berkata bahwa ia tak mampu menanggung beban ini sendirian.
Berawal dari hal kecil, ia mulai menggurutu kepada ibunya. Di rumahnya sendiri, ia mulai berteriak memaki dan memberontak kepada ibunya sendiri. Sempat muncul amarah dalam diriku sendiri ketika melihat seorang anak membentak ibunya sendiri. Dengan lantang dan penuh nada amarah, aku mengingatkannya bahwa perbuatannya sungguh keterlaluan. Ia mulai menyulut emosiku, tanpa kusadari akupun juga mulai larut dalam emosinya yang berapi-api. Segera setelah menyadarinya dan melihatnya menangis, akupun segera memeluknya. Melihatnya menangis, aku tersadar dan melihat betapa ia banyak menanggung beban dan masalah dalam hidupnya. Tentang dia dan ibunya.
Dengan sabar, kubiarkan ia menangis terlebih dahulu karena kupikir mungkin ini saatnya ia bisa mengeluarkan segala bentuk kekecewaannya selama ini terhadap ibunya. Yah, sejak menjalin hubungan dengannya tak jarang aku melihat betapa kaku hubungannya dengan ibunya sendiri. Aku sempat bertanya, namun tak ada jawaban. Dan inilah saatnya ia mengutarakan semuanya.
Perlahan tapi pasti, lelaki yang sudah kuanggap sebagai bagian yang berarti dari hidupku inipun menangis sambil bercerita bagaiman ia kecewa dengan perlakuan ibunya terhadap dirinya. Kenangan pahit masa lalunyapun mulai ia sampaikan kepadaku. Saat ibunya menyebut dia dengan kata-kata yang tidak pantas, sampai perlakuan ibunya yang masih seperti menganggap ia sebagai anak kecil. Dengan penuh kesedihan dan rasa kecewa akupun mulai menyadari, ada yang “korslet” dalam hubungan anak dengan ibu.
Semua dimulai dari masa lalu, dimana ia sebagai anak yang saat itu dalam usia remaja yang membutuhkan kebebasan dalam mengenal lingkungan sekitar namun hal itu susah didapatkannya. Sang ibu terlalu protective kepada si anak, hingga hal tersebut terbawa hingga anak sudah cukup umur untuk bisa mendapat kebebasannya sendiri. Sang anak ingin kebebasan dan ingin dihargai selayaknya seseorang yang sudah dewasa, namun di sisi lain ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan bersikap protective segala hal mengenai anak ia ingin tahu. Belum lagi dengan komunikasi anak dan ibu yang tinggal dalam satu rumah yang kurang sehat.
Satu hal yang perlu kupelajari, bahwa yang terpenting dalam suatu hubungan keluarga adalah KOMUNIKASI. Dengan komunikasi setiap anggota keluarga akan mampu mengerti satu dengan yang lainnya. Kedewasaan dalam bertindak juga perlu dilakukan. Baik ibu maupun anak harus tahu apa hak dan kewajiban mereka. Orangtua perlu mnegingatkan, tapi tidak berhak melarang. Anak berhak melakukan apa yang ia mau, namun harus tahu menempatkan diri dalam kondisi apapun. Semua harus berjalan seimbang jika ingin kualitas hubungan keluarga yang baik.
Tak lupa, akupun rindu membawa pergumulan ini dalam doaku. Walaupun aku bukan bagian dari mereka, tapi aku tahu siapa yang mampu memperbaiki “korslet” itu. Dialah Tuhanku. Dengan berseru kepadaNya, kita menemukan cara yang tepat dalam setiap pergumulan. Terkadang aku berfikir, kenapa dia yang Tuhan tempatkan dalam hidupku. Namun kini kutahu, Tuhan punya rencana untukku dan dia. Tuhan mengajar kami untuk saling menguatkan. Tuhan beri dia fisik yang kuat untuk melindungiku dari serangan jahat di luar sana, dan Tuhan memberiku iman yang kuat untuk membantu menguatkan jiwanya yang mulai rapuh. Ini proses dan kami akan jalani. Aku yakin Tuhan akan beserta kami sampai kami benar-benar diijinkan bersama selamanya. :)