Lepas dari kisah pahitku tentang mereka yang sempat menjadi sahabat dalam hidupku, kini aku mulai menemukan kehidupan persahabatan yang baru. Tepatnya, seorang sahabat yang kudapatkan karena sebuah ketulusan yang tampak darinya.
Aku tahu ini bukti kebaikan Tuhan dalam hidupku. Ketika aku merasa sendiri, ditinggalkan oleh mereka yang dulu pernah menjadi bagian dari kebahagiaanku, Tuhan memberiku sosok sahabat yang mengerti diriku dan secara tidak langsung banyak mengajarkanku tentang bagaimana menjaga hubungan persahabatan dengan baik, sehingga kisah kelam itu tidak lagi terulang.
Sosok sahabat yang sederhana, tidak mudah tersinggung, menerimaku dan segala kekuranganku, serta rela menjadi tempatku mencurahkan isi hati. Hehehe... Tak hanya itu, ia juga sering memberi banyak masukan untukku. Cukup dewasa dariku, dan terlebih kami bisa saling melengkapi.
Berawal dari masa lalu, ia datang menjadi penghiburku ketika aku mengalami keterpurukan di tengah-tengah mereka yang menghakimiku. Ia mulai membangkitkan semangatku. Bahkan perlahan tapi pasti, ia bisa mengerti apa yang mereka tidak mengerti dariku. Turut larut dalam kesedihanku mengenang mereka yang menyakitiku, itu sudah cukup membuatku bersyukur punya sahabat sepertinya.
Aku sadar, aku terbatas.. Tapi satu yang menjadi prinsipku saat ini, bukan jumlah yang membuatku senang memiliki sahabat.. Tapi, bagaimana seorang sahabat dapat mengerti dan memahami apa yang dirasakan sahabatnya.
melii en emakk :D |
Si emak, itulah panggilanku untuknya. Karna sosoknya yang cukup dewasa dari diriku.. Hehehe...
Aku bersyukur buat si emak yang Tuhan berikan buatku. Tak ada yang bisa kubalas untuk semua yang dia lakukan, tapi satu hal.. Aku akan mengisi kisah persahabatan ini dengan hal-hal terindah dan tidak akan pernah terlupakan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar